JellyPages.com

JUmlaH PeLawAt

sahabat^^,

Rabu, 28 November 2012

demi Cinta Allah yang ku kejar....



            Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.
          Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu,membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin.

            Begitu hebatnya kuasa cinta…sungguh dahsyat!
       Cinta adalah satu kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Apatah lagi dalam kalangan remaja, kerana sudah menjadi anggapan umum bahawa cinta sering dihiasi dengan ungkapan rasa sepasang sejoli yang dimabukkan asmara.
       Ada yang mengatakan cinta itu suci,
        cinta itu agung,
       cinta itu indah dan keindahannya tak dapat diungkapkan dengan kata-kata, hanya mampu dirasai.

        Bahkan ada yang menggambarkan keindahan cinta, setan pun berubah menjadi bidadari. Yang jelas kerana cinta, banyak orang yang merasa bahagia namun sebaliknya kerana cinta banyak pula orang yang dibuat tersiksa dan merana.
       Cinta dapat membuat seseorang menjadi sangat mulia, dan cinta pula yang menjadikan seseorang menjadi sangat tercela.

SABAR DAHULU…sahabatku…

       Ayuhlah kita terlebih dahulu menghayati pandangan islam tentang CINTA!
        Pertamanya, perlulah kita ketahui bahawa Islam adalah agama fitrah, sedang cinta itu sendiri adalah fitrah kemanusiaan. Allah telah menanamkan perasaan cinta yang tumbuh subur di hati manusia. Islam tidak pula melarang seseorang untuk dicintai dan mencintai, bahkan Rasulullan menganjurkan agar cinta tersebut diutarakan.
“Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah ia memberitahu bahwa ia mencintainya.” (HR Abu Daud dan At-Tirmidzy).

       Seorang muslim dan muslimah tidak dilarang untuk saling mencintai, bahkan dianjurkan agar mendapat keutamaan-keutamaan. Islam tidak membelenggu cinta, karena itu Islam menyediakan penyaluran untuk itu (contohnya pernikahan) dimana sepasang suami isteri diberikan kebebasan untuk bercinta. Ana ulangi kembali SUAMI ISTERI. SUAMI ISTERI.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta dan kasih sayang,…”(Ar-Ruum: 21)

       Ayat di atas merupakan jaminan bahwa cinta dan kasih sayang akan Allah tumbuhkan dalam hati pasangan yang bersatu karena Allah (setelah bernikah). Jadi tak perlu menunggu “jatuh cinta dulu” baru berani untuk menikah, atau pacaran dulu baru menikah sehingga yang menyatukan adalah si syaitan durjana (na’udzubillahi min zalik). Jadi Islam jelas memberikan batasan-batasan, sehingga nantinya tidak timbul fenomena kerosakan pergaulan di masyarakat.
      
       TETAPI yang menjadi kelaziman muda-mudi ini sekarang berbeza dari fitrah yang Allah jadikan! Bertentangan dengan kehendak syarak. Islam telah hadir untuk mengangkat taraf manusia dari yang hina di zaman jahiliah kepada peringkat kemuliaan yang melebihi para makhlukNYA yang lain. Namun, masih…masih lagi ingin meletakkan diri ke arah kehinaan. Kenapa begitu ya?

       Bercinta, berpegangan tangan, berpeluk-pelukan, bermanja-manjaan, berdua-duan dan apa-apa ber lah…kenapa?kenapa?dan kenapa?

Di manakah kewarasan hati dan timbangan iman? Lupakah kamu tentang azab Allah yang AMAT PEDIH itu? Atau pun kamu semua sememangnya cukup kebal untuk berada di neraka Allah?
       Almaklumlah, sumpah janji setia telah terpatri “ lautan api sanggup kurenangi..” (usahkan lautan api, lautan biasa pun tenggelam timbul..ada hati…)
Ingatlah sahabat ikhwan dan akhawat…
       Menurut pandangan Syaikh Ibnul Qayyim, seorang ulama di abad ke-7, ada enam peringkat cinta (maratibul-mahabah), iaitu:
Peringkat ke-1 dan yang paling tinggi/paling agung adalah tatayyum, yang merupakan hak Allah semata-mata.

“Sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Rabbul ‘alamiin.”

“Dan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (S.2: 165)

Jadi ungkapan-ungkapan seperti: “Kau selalu di hatiku, bersemi di dalam qalbu” atau “Kusebutkan namamu di setiap dengupan jantungku,” “Cintaku hanya untukmu,” adalah selayak-layaknnya ditujukan kepada Allah. Kerana Dialah yang memberikan kita segala nikmat/kebaikan sejak kita dilahirkan, bahkan sejak dalam rahim ibu… Jangan terbalik, baru dikasih secuil cinta dan kenikmatan sama si ‘dia’ kita sudah mau menyerahkan jiwa raga kepadanya yang merupakan hak Allah. Lupa kepada Pemberi Nikmat, “Maka nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka itu semua dari Allah (S. 2: 165).

Justeru itu, ayuhla kita! Ayuhlah kita!

Saling mencintai karena Allah agar mampu mendapatkan kecintaan Allah. Dalam hadits Qudsi Allah berfirman:
“Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang saling berkorban karena-Ku, dan Cinta-Ku harus Ku-berikan kepada orang-orang yang menyambung hubungan karena-Ku.”

    
     Akhirulkalam, Hiduplah di bawah naungan cinta dan saling mencintailah karena keagungan-Nya, niscaya akan mendapatkan naungan Allah, yang pada hari itu tidak ada naungan selain naungan-Nya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
“Pada hari kiamat Allah berfirman: ‘Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku ini, Aku menaungi mereka dengan naungan-Ku.” (HR. Muslim).

       Jadilah kita pasangan yang telah bersatu karena Allah, saling mencintai kerana Allah, bahkan telah bercinta kerana Allah, namun mereka juga rela berpisah kerana Allah. Cinta kepada Allah di atas segalanya. Bagaimana halnya dengan pasangan yang terlanjur jatuh cinta, atau yang ‘berpacaran’ atau sudah bercinta sebelum menikah? Hanya ada dua jalan; bersegeralah menikah atau berpisah kerana Allah, nescaya akan terasa lazat dan manisnya iman. Dan janganlah mencintai ‘si dia’ lebih dari pada cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

“Ya Allah, kurniakanlah kepada kami Cinta terhadap-Mu dan Cinta kepada mereka yang mencintai-Mu, dan apa saja yang mendekatkan kami kepada Cinta-Mu, dan jadikanlah Cinta-Mu itu lebih berharga bagi kami daripada air yang sejuk bagi orang yang dahaga.”

“salam ukhuwwah, sekencang dakwah”
Dariku…permatabiru

Ahad, 4 November 2012

PERKAHWINAN DI USIA MUDA…DIMANAKAH RELEVANNYA?







































PERKAHWINAN DI USIA MUDA…DIMANAKAH RELEVANNYA?


                Mendepani realiti baru dunia yang pantas berubah dan berkembang, perkahwinan di usia yang muda bukanlah satu fenomena yang luar biasa, bahkan seharusnya menjadi kelaziman kepada generasi Y pada masa kini. Hakikatnya, perkahwinan adalah satu fitrah kejadian semulajadi manusia. Perkahwinan juga merupakan satu sunnah Junjungan Besar Nabi Muhammad SAW.  Hal ini telah dibuktikan sebagaimana sabda baginda Rasulullah s.a.w :

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ نَفَرًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم سَأَلُوا أَزْوَاجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ عَمَلِهِ فِي السِّرِّ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لاَ أَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لاَ آكُلُ اللَّحْمَ  وَقَالَ بَعْضُهُمْ لاَ أَنَامُ عَلَى فِرَاشٍ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ  فَقَالَ مَا بَالُ أَقْوَامٍ قَالُوا كَذَا وَكَذَا لَكِنِّي أُصَلِّي وَأَنَامُ وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ  فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

Maksudnya: Dari Anas r.a. katanya : "Bahawa beberapa orang dari sahabat Nabi s.a.w. menanyakan dengan rahsia kepada isteri-isteri Nabi s.a.w., tentang amal Nabi s.a.w. (ibadat) Kemudian di antara sahabat itu ada yang mengatakan : "Saya tidak akan mengahwini perempuan." Yang lain mengatakan : "Saya tidak akan memakan daging." Yang lain mengatakan lagi "Saya tigak akan tidur di atas hamparan (tikar) (Setelah diberitakan kepada Nabi s.a.w.) beliau sesudah memuji Allah dan menyanjungNya, beliau s.a.w. mengucapkan : "Mengapa ada beberapa orang mengatakan begini  .... dan begini?" Tetapi aku sembahyang dan tidur, puasa dan berbuka dan mengahwini perempuan. Sebab itu siapa yang tidak menyukai sunnahku maka orang itu tidak termasuk golonganku."
Hadis sahih riwayat Muslim

                Persoalannya bagaimanakah kita mampu melaksanakan sunnah ini di saat kita masih lagi remaja dan sedang belajar?? Persoalan demi persoalan yang timbul di benak pemikiran kita. Lantas, saya merasakan topik ini cukup relevan dan hangat untuk dikongsikan bersama berdasarkan kondisi kita sekarang.
                Setiap hari dan detik kita dihidangkan dengan berita yang melibatkan generasi muda yang muflis dan tercabut dari akar tradisi ketimuran dan juga ketingggian akhlak Islamiyyah yang diwarisi zaman berzaman.  Kini, segalanya telah dibenamkan oleh budaya hedonistik yang tidak berfaedah. Mereka  telah dibelenggu dengan rantai-rantai kejahilan dan kegelapan.
                Justeru itu, perkahwinan di usia muda tersangatlah signifikan bagi mereka yang ingin melayarkan bahtera perasaan cinta mereka ke pelabuhan yang halal, iaitu alam berumahtangga. Pernahkah anda mendengar bait-bait lagu ini?
Ku pendamkan perasaan ini...
Ku rahsiakan rasa hati ini...
Melindungkan kasih yang berputik...
Tersembunyi di dasar hati...
Unic- hanya tuhan yang tahu

                Bait lagu di atas mengambarkan betapa tersiksanya seseorang (lelaki/perempuan)  yang mendakap kemas fitrah yang wujud didasar hatinya. Mengapa harus begitu? Sedangkan ia adalah lumrah manusia. Tertarik pada berlawanan jenis!
Ku pohonkan petunjuk Illahi...
Hadirkanlah insan yang sejati...
Menemani kesepian ini...
Mendamaikan sekeping hati...

                Ini kerana mukmin atau mukminah yang sejati  tidak suka memandang dan juga tidak suka dipandang kerana apa yang lebih utama adalah memohon petunjuk dariNya terlebih dahulu sebelum membuat keputusan selaras dengan kehendak hati dan kewarasan akal.  Antara membiarkan diri bergelumang dengan dosa dan noda ataupun memilih jalan yang terbaik iaitu cinta selepas akad. Sebagaimana yang telah dinyatakan dalam hadis riwayat muslim:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk, ketakwaan, diri yang terjaga dan kecukupan kepada-Mu.
(HR. Muslim, no. 6842)

                Sebagai golongan remaja di arus modenisasi, kita mudah terjebak dengan perangkap-perangkap nafsu syahwat yang kian menghimpit diri. Gelora rasa untuk mencuba sesuatu yang menjuruskan kepada perbuatan negatif terlalu mudah untuk diikuti bahkan menjadi satu trend pada masa kini. Contohnya, melakukan hubungan seksual secara bebas tanpa ada ikatan perkahwinan telah menjadi satu kelaziman yang tidak lagi asing di kaca mata masyarakat. Lantas, kes-kes sebegini terlalu memberi impak yang besar kepada generasi muda, lebih-lebih lagi mencabar tahap keimanan golongan “akhawat dan ikhwan” yang sentiasa berada dalam perjuangan Islam .
Sebagaimana yang kita ketahui, Iman kita ini laksana air di lautan, kadang pasang kadang surut. Ketika pasang, dengan mudah kita meniti jalan Allah. Ketika sedang surut, kita jauh dari jalan Allah.
                Justeru itu, perkahwinan dalam kalangan generasi muda bukan sahaja mampu membendung gejala-gejala negatif bahkan melahirkan masyarakat yang sakinah di mana tidak  akan wujud lagi kes-kes jenayah seksual seperti pembuangan bayi, rogol, culik dan sebagainya.  Hal ini disebabkan oleh perkahwinan yang halal akan menghasilkan ketenangan dan ketenteraman. Bertepatan dengan  Firman Allah ta'ala:  

 : ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøŠs9Î) Ÿ@yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨Šuq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbr㍩3xÿtGtƒ ÇËÊÈ

Maksudnya: "Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaan dan rahmat-Nya bahawa Dia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki,) isteri-isteri dari jenis kamu sendiri supaya kamu bersenang hati dan hidup kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir".
(Ar Rum :21)

                Kesimpulannya,  berkahwin di usia muda bukanlah membawa kepada satu masalah yang besar bagi golongan remaja yang masih lagi belajar dan belum bekerja. Berkahwin merupakan fitrah manusia dan sememangnya fitrah itu tidak akan terjadi sekiranya berlawanan dengan kehendak manusia. Sesungguhnya Allah itu maha mengetahui tentang hal-hal hambaNya. 

                Oleh itu, saranan saya kepada pemuda dan pemudi, apabila kamu sudah yakin dengan pilihanmu maka kahwinlah. 

             Akhir bicara, ambillah iktibar daripada dua Hadis yang terakhir ini sebagai satu panduan untuk anda semua dalam memilih pasangan hidup anda.

Katakan YA pada NIKAH, dan katakan TIDAK pada COUPLE. 

                Telah disabdakan oleh baginda Rasulullah.
قَالَ رَسُولُ الله  صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ ِلاَ رْبَعٍ لِمَا لِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَا لِهَا وَلِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Bermaksud telah bersabda Rasulullah s.a.w. "Perempuan itu dinikahi kerana empat, kerana kecantikannya atau kerana keturunannya, atau kerana hartanya atau kerana agamanya. Tetapi pilihlah yang beragama, agar selamatlah dirimu.
Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim  

Sabda baginda lagi dalam hadis yang lain, maksudnya:
إذا خطب إليكم من ترضون دينه وخلقه ، فزوجوه . إلا تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد عريض
Apabila datang kepadamu seorang laki-laki untuk meminang, yang engkau redha terhadap agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Bila tidak engkau lakukan maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan akan timbul kerosakan yang merata di muka bumi.
H.R. Tirmidzi dan Ahmad

Jumaat, 2 November 2012

DOA UNTUK YANG SEDANG MENUNGGU JODOH


doa:


رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا


“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri.” 
(Qs. Al Anbiya` [21] : 89)

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” 
(Qs. Al-Furqan [25] : 74)

رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh.” 
(Qs. Asy-Syu`ara [26] : 83)

رَبَّنَا آَتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

“Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (Qs. Al-Kahfi [18] : 10)

اللَّهُمَّ لا سَهْلَ إِلاَّ ما جَعَلْتَهُ سَهْلاً وأنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إذَا شِئْتَ سَهْلاً

“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah dan Engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau menghendaki pasti akan menjadi mudah.” 
(HR. Ibnu Sunni)

kredit to : 


bercIntA hinGga Ke SyurgA...


Pernah hatiku luka pedih 
Kerana dicalari cinta penuh duri 
Lemas aku dalam dilema 
Kata janji manis sungguh tak bermakna 

Mencarimu kasih bagai mencari mutiara putih 
Walau ke dasar lautan sanggup ku selami 
Namun tak percaya apa yang telah aku terjumpa 
Kau sebutir pasir tak berharga 

Demi cinta yang suci 
Ku rela korbankan kepentingan diri 
Demi sinar bahagia 
Ku hambakan diri pada-Nya yang Esa 

Baru kini ku rasai nikmatnya cinta yang suci 
Tiada terbanding dengan cinta yang kau beri 
Ranjau yang berduri akan aku tabah menempuhnya 
Menyubur iman di dalam jiwa 

Demi cinta yang suci 
Ku rela korbankan kepentingan diri 
Demi sinar bahagia 
Ku hambakan diri pada-Nya yang Esa 
Demi cinta hakiki 
Ku sanggup redahi apa yang terjadi 

Apalah erti cinta suci 
Andai janji-janji sering dimungkiri 
Apalah erti cinta murni 
Andai kata-kata sering didustai

       lirik nasyid diatas cukup menyentuh perasaan dan jiwa individu yang sedang dilamun atau dilanda cinta. biarpun berkepok-kepok versi cinta dihuraikan namun kita tidak pernah berasa bosan dan jemu untuk mendengar, menonton atau membacanya. kerana apa?
      
      kerana, sememangnya CINTA itu sebati dalam jiwa kita. sesuatu yang sesuai dengan hati dan fizikal kita. semua manusia normal pasti merasakan kehadiran cinta. cinta kepada Allah, cinta kepada rasulNya, cinta kepada ibu ayah, cinta kepada sahabat dan cinta kepada berlawanan jenis.

       disini, sukanya ana untuk mengutarakan perbahasan cinta BERLAWAN JENIS. islam tidak melarang cinta kepada berlawanan jenis, kerana cinta ini adalah sesuatu yang semulajadi dan fitrah yang ada dalam diri manusia. namun, islam menyeru agar pelayaran bahtera cinta ini MELALUI jalan yang telah diisyaratkan oleh Allah iaitu melalui PERNIKAHAN bukan yang SELAIN darinya.


Destinasi cinta yang ku cari

Sebenarnya terlalu hampir

Hanya kabur kerana dosa di dalam hati
Telah ku redah daerah cinta
Yang lahir dari wadah yang alpa
Tiada tenang ku temui
Hanya kecewa menyelubungi


         YA! TEPAT SEKALI! sekiranya kita mencari selain dari PERNIKAHAN maka yang penghujungnya kita perolehi ALPA, LUKA DAN KECEWA. 

      oleh kerana itu kita seharusnya melayari bahtera kita ke pelabuhan pernikahan dengan melalui lautan yang tenang dan damai bukannya bergelora dan ribut kerana untuk melihat sejauh mana kebahgiaan dalam perkahwinan dilihat bagaimana permulaan sebelum melangkah kegerbang perkahwinan. adakah terisi dengan perbuatan  yang melalaikan dan maksiat?? jika YA, maka disitu hilanglah keberkatan dalam perkahwinan. nah, tidak hairanlah sekiranya perkahwinan itu tidak melahirkan sakinah, mawaddah dan rahmah dan membawa kepada keretakan dan perpisahan.

      justeru itu, untuk membawa cinta kita hingga ke SYURGA Islam telah menggariskan beberapa panduan dalam PERNIKAHAN.

        Terdapat banyak nas dan dalil Al-Quran serta hadis tentang galakan dan saranan perkahwinan serta peraturan yang berkaitan dengan pasangan suami isteri.

"...maka berkahwinlah dengan sesiapa yang kamu berkenan dari perempuan-perempuan (lain): dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu bimbang tidak akan berlaku adil diantara (isteri-isteri kamu) maka (berkahwinlah dengan) seorang sahaja..."

(Surah An-Nisa' 4 : 3
)


           hadis baginda juga ada menyatakan tentang perkahwinan sebagaimana sabda Baginda yang diriwayatkan oleh Bukhari yang bermaksud:


"Perkahwinan itu Sunnahku, sesiapa yang tidak suka kepada Sunnahku, dia bukan daripada kalangan umatku"

(riwayat Al-Bukhari)

tips-tips untuk bercinta hingga ke syurga

niat
       Jika kita seorang hamba yang taat dan percaya kepada-Nya, maka kita mesti percaya bahawa jika kita berkahwin dengan niat kerana Allah, maka perkahwinan itu akan Allah dirahmati dengan kasih sayang berpanjangan.
trend sekarang, ramai pasangan berkahwin di atas dasar 'cinta'. 
jika Sebelum berkahwin, tidak dengar suara 'sang dia' mata tidak boleh lelap. 
jika Tidak dapat SMSnya hilang mood seharian.
TETAPI

           Selepas berkahwin, situasinya lain pula. tiada lagi 'hangat dan membara' sebagaimana ketika saat bercinta. telefon hanya jika ada kecemasan. Ke mana hilangnya? Atau cinta yang dihiasi nafsu telah hilang kerana apa yang dicari telah diperolehi? maka, Berdoalah dan pupuklah cinta selepas berkahwin dan berkahwinlah dengan niat yang betul.
 mengenal 'si dia' dahulu sebelum bernikah 


     Kita digalakkan untuk mengenali pasangan terlebih dahulu bukanlah dalam istilah luaran atau fizikal semata mata. Erti kenal termasuk hati budi dan pegangan hidupnya. Untuk kenal 'si dia', sama ada hati budinya atau akhlaknya maka carilah orang yang boleh dipercayai agamanya dengan merisik corak kehidupanya dan juga keperibadiannya melalui orang yang terdekat dengannya. syaratnya orang tersebut boleh dipercayai agamanya bagi mengelak ada dusta dalam percakapannya.


        merisik khabar dari orang yang terdekat sangat penting kerana kita perlu bersifat pemilih supaya terjamin akhlak dan agamanya. berkelulusan agama, berjanggut dan berserban atau berjubah dan bertudung labuh sahaja tidak menjamin akhlak seseorang individu tersebut baik akhlaknya dan bagus nilainya. seseorang yang baik adalah golongan yang MENGAMALKAN ajaran agama mereka yang mempunyai kefahaman dan penghayatan terhadap Islam.



mewujudkan perasaan KASIH

    Kasih bukan bermakna bercinta tetapi yang sebenarnya yang ditekankan ialah di antara kedua dua belah pihak lelaki dan wanita itu perlu wujud unsur-unsur kasih dalam hati sebelum berkahwin. ini bermaksud mereka saling menyukai dan meredhai kekurang dan kelebihan pasangan masing-masing apabila sudah bernikah kelak. Maka tidak akan berlakulah pertengkaran hanya semata-mata perkara yang remeh dan kecil.  
Rasulullah sering bertanya:
“Apakah kamu redha dengan pasangan ini? Kita berkahwin dengan manusia yang mempunyai unsur-unsur kebaikan dan keburukan. Tidak ada manusia yang sempurna dan apabila kita REDHA dangan pasangan bermakna kita redha dengan KEKURANGAN mereka”
“Apa yang di katakan baik bukan sekadar mengikut telunjuk isteri @ suami. Baik yang dimaksudkan sanggup mengaku kekurangan diri dan mencari jalan mengatasinya”

memilih calon pasangan berdasarkan garis panduan yang telah digariskan oleh Rasulullah

mencari pasangan yang taat kepada perintah Allah dan Rasulullah saw  

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertaqwa.” (QS. Al Hujurat: 13)

      justeru itu, seharusnya seorang muslim berjuang untuk mendapatkan calon pasangan yang paling mulia di sisi Allah, iaitu seorang yang taat kepada agama.

 tips bagi lelak

Rasulullah saw pun menganjurkan memilih isteri yang baik agamanya

تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك

“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.”
 (HR. Bukhari-Muslim)

tips bagi wanita 

Rasulullah saw juga bersabda,

إذا جاءكم من ترضون دينه وخلقه فزوجوه إلا تفعلوه تكن فتنة في الأرض وفساد كبير

“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.”
 (HR. Tirmidzi. Al Albani berkata dalam Adh Dho’ifah bahwa hadis ini hasan lighoirihi)

      kesimpulannya, baik lelaki mahupun wanita haruslah memilih pasangan hidupnya bukan semata berdasarkan ketampanannya semata atau kecantikkannya sahaja. ketampanan atau kejelitaan seseorang itu tidak menjadi tiket yang menjamin kebahagiaan sesuatu alam perkahwinan kerana cantik dan tampan itu terlalu subjektif dan realitif  dan tidak bersifat mutlak. 

         adapun, keelokan dan ketulusan dalam agama adalah sesuatu yang kekal dan abadi. insyaAllah.

         mudah-mudahan dengan sedikit perkongsian ini kita mampu memancu destinasi cinta kita kepada "bercinta hingga ke SYURGA" bersama-sama dengan pasangan kita kelak...


Sesungguhnya aku memohon pertunjuk dari-Mu,
Berilah aku pilihan yang terbaik buat ku,
Dengan ilmu yang ada pada-Mu,
Dan aku memohon kekuasaan-Mu,
Untuk menyelesaikan urusan ku dengan keizinan kudrat-Mu.


     
       salam sayang sekencang dakwah,
permatabiru/musafir senja